Sabtu, 08 Januari 2011

KEGIATAN BAKTI SOSIAL

BAKTI SOSIAL DI PESANTREN ULUL ILMI

Pengalaman kegiatan bakti social saya dimulai semenjak saya SMA. Pada saat itu saya menjadi salah satu anggota OSIS. OSIS mempunyai program untuk satu tahun masa jabatan ke depan, dan salah satu dari sekian banyak program kegiatan yang telah disusun ialah kegiatan bakti social yang memang rutin dilaksanakan setiap tahunnya .

Bakti social itu terlaksana dua kali. Pertama pada tahun 2008. Saat itu saya masih duduk di kelas XI SMA. Kegiatan tersebut sebenarnya melibatkan semua siswa siswi dari kelas X , XI dan XII. Jadi setiap siswa siswi dari kelas X, XI dan XII diwajibkan untuk menyumbangkan makanan yang telah di rekomendasikan sebelumnya oleh pihak OSIS yang telah mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah. Setelah terkumpul semua sumbangan yang di berikan dari semua siswa, maka waktunya untuk berkunjung ke panti asuhan yang telah di tetapkan dan telah kami survey sebelumnya.

Salah satu lokasi yang kami tuju ialah Panti Asuhan Ulul Ilmi , yang letaknya tidak jauh dari Bumi Perkemahan Cibubur, Jambore. Sesampainya di lokasi , kami semua berkumpul di sebuah area yang di sana telah di penuhi oleh para santri yang memang tinggal di panti asuhan tersebut dan kami pun di sambut dengan iringan marawis. Dari pihak sekolah, guru-guru banyak juga yang ikut ke sana. Salah satunya ialah wakil kepala sekolah , Pembina osis dan guru al-qur’an hadist.

Seiring dengan berakhirnya iringan marawis tadi, maka dimulailah acara demi acara yang telah disusun sebelumnya. Mulai dari pembukaan, pembacaan kalam ilahi, sambutan-sambutan dari pihak panti asuhan dan juga sambutan dari perwakilan pihak sekolah kami tentunya. Dan sampailah pada puncak acaranya yakni serah terima bantuan yang telah kami kumpulkan sebelumnya. Diserah terimakan kepada pihak panti asuhan .

Setelah acara tersebut selesai, kami selaku pihak OSIS telah menyiapkan games . Sebagai salah satu sarana untik menghibur anak-anak di sana . Dan hadiahpun telah kami siapkan bagi siapa saja yang bisa melakukan games tersebut .

Antusias mereka terhadap games yang kami adakan sangat baik, terlihat saat mereka sedang melakukan games tersebut, ada yang mencoba “berebut” dengan teman yang lain, mereka ingin mencoba games itu. Raut wajah kebahagiaan merekapun terpancar saat salah satu dari teman mereka sedang mencoba menyelesaikan games itu. Sungguh senang kami bisa menyaksikan kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah mereka. Rasanya kami bahagia bisa menghibur mereka.

Games pun telah selesai. Dan sampailah kini di penghujung acara, yakni do’a. Doa dipimpin oleh salah satu pihak ustad dari panti asuhan tersebut. Setelah do’a selesai, kami menyuruh semua anak-anak untuk keluar, karena kami ingin memberikan salah satu pertunjukan ekstrakulikuler dari sekolah kami yaitu pencak silat. Saat pertunjukan berlangsung tidak sedikit dari anak-anak tersebut yang ikut menirukan gerakan pencak silat itu. Terhiburnya mereka membuat kami senang melihatnya.

Setelah pertunjukan pencak silat selesai, tidak lama adzan dzuhur berkumandang . Kami semua berwudhu dan siap untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Setelah selesai sholat berjamaah ,kami semuapun pamit untuk kembali ke sekolah. Ya memang saat itu kami sedang bersekolah, tetapi kami izin .Bersalam-salaman lah kami semua. Dan kamipun kembali ke sekolah.

Sesampainya kami di sekolah, siswa siswi yang lain sudah keluar gerbang, karena sekolah hari itu telah usai. Kami semu berkumpul sebentar untuk me-review kegiatan tadi . Alhamdulilah sukses dan kami senang karena tidak di marahi oleh Pembina OSIS. Hehehe…

Dari kegiatan bakti social tadi ,kami paham dan kami tahu bagaimana kehidupan mereka sehari-harinya, walaupun sekiranya mereka merasakan kebahagiaan dengan teman-teman dan guru-guru mereka ,namun masih ada yang kurang, tanpa kehadiran orang tua di samping mereka. Maka dari itu, semoga dengan kedatangan kami tadi sedikit bisa menghibur mereka dan meringankan beban pikiran mereka.

Dengan adanya kegiatan bakti social tadi kita dapat mengambil hikmahnya bahwa di dalam kehidupan ini kita harus saling tolong menolong , membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dan dengan melihat anak-anak di panti asuhan tadi kita patut bersyukur dengan kehidupan kita yang sekarang ini, karena kita masih diberikan kehadiran orang tua di tengah-tengah kita.

Dan semoga bantuan yang diberikan mendapat berkah dari Allah Swt, dan semoga jalinan sillaturrahmi ini terus terbina demi kemaslahan bersama. Amin.

Dari itu semua ,semoga kita bisa menjadi manusia yang lebih bersyukur lagi…

Amin ya robbal ‘alamin….

Jumat, 07 Januari 2011

SISI LAIN ANAK JALANAN

SISI LAIN ANAK JALANAN
Anak jalanan ? Dua buah kata tersebut memang tidaklah asing lagi di telinga kita. Keberadaan mereka sering kita lihat di sepanjang jalan. Terutama di lampu merah. Kegiatan mereka beragam, ada yang mengamen , mengemis , dan ada pula yang memulung.

Sebetulnya ada hal yang ironis apabila kita melihat secara langsung. Rata-rata dari mereka itu masih di bawah umur. Ada yang kira-kira berumur 10 tahun adapun yang masih balita, tapi ada pula yang dewasa. Yang dewasa sepertinya berumur diatas 15 tahun.

Ada anak jalanan yang memang mereka tinggal di jalan sehari-harinya dan tidurpun di pinggiran jalan. Seperti contohnya Anak Punk. Anak Punk selalu identik dengan penampilannya yang semaunya mereka . Rambut merekapun beragam, beragam dalam arti potongan rambutnya semau mereka. Yang saya tahu mereka biasanya tidak pulang ke rumah. Padahal mereka memiliki keluarga. Namun kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga yang Broken Home. Maka dari itu mereka mencari kebahagiaan di luar. Mereka merasa lebih tenang berada di luar dengan teman-teman mereka dibandingkan harus bersama keluarga mereka. Sungguh ironis memang, namun itulah kehidupan.

Disamping itu, anak jalanan yang masih di bawah umur,kebanyakan dari mereka “beroperasi” di lampu merah. Entah itu mengamen dan mengemis. Dengan bermodalkan suara dan sebuah botol minuman yang diisikan pasir, merakapun “beraksi”. Mereka biasanya “beraksi” dari angkutan umum ke angkutan umum.
Dan sudah sering kita dengarkan dari berbagai media, diantara beberapa banyak anak jalanan yang ada, tidak sedikit dari mereka yang masih bersekolah . Biasanya mereka melakukan “kegiatan rutin” mereka itu setelah mereka pulang sekolah. Tujuan mereka hanyalah satu, yaitu untuk tetap bisa bertahan hidup.

Tetapi dengan umur meraka yang masih sangat muda, seharusnya mereka tidaklah patut seperti itu. Seperti kebanyakan anak di luar sana yang bermain , bersekolah dan bercengkrama dengan teman-temannya. Tapi mereka?
Mereka harus dibebankan dengan pekerjaan yang memang seharusnya tidak mererka kerjakan diusia mereka yang masih sangat muda. Namun apa mau dikata. Itu harus dikerjakan.

Namun di samping itu semua, sebetulnya mereka memiliki sisi lain yang mungkin patut kita tiru. Tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari. Walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap BERSYUKUR dan tak mengenal kata PUTUS ASA untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini.

Pada intinya kita bisa mengambil pelajaran dari kehidupan sisi lain anak jalanan. Dan semoga kita bisa menjadi manusia yang lebih bersyukur dan tidak mudah berputus asa.
Amin……