Pengertian Cita-Cita
Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.
Bagaimanakah jadinya nanti jika kita memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang rubuh atau bahkan kita tidak akan pernah bisa membuat sebuah rumah pun.
Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi di mana mereka atau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah di jurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih? Yang terjadi selanjutnya adalah di saat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi di tahun depan atau malas-malasan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga.
Dahulu ada sebuah tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam sebuah kurungan ayam yang ditutuipi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut disimpan berbagai macam benda yang mewakili profesi seperti gitar (musisi),
spidol (pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot) dan lain-lain. Lalu orang tua akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali diambil oleh balita tersebut, jika ia mengambil terompet maka orang tua akan beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi seorang musisi. Namun tampaknya adat semacam ini jarang dilakukan lagi. Nilai yang dapat diambil dari tradisi semacam ini adalah bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi bakat dan minat yang dipunyainya. Dan membantu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.
Contoh Cita-cita
Cita-cita ? emm kalau ditanya mengenai salah satu contoh cita-cita mungkin saya akan memberikan contoh dari pribadi diri saya sendiri. Cita-cita saya berubah-ubah dari kecil hingga saat ini saya berumur 19 tahun .
Pada saat saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar cita-cita saya ingin menjadi seorang DETEKTIF. Hal itu terinspirasi dari seringnya saya menonton kartun Detektif Conan . Setiap ada kartu itu saya tidak pernah absen untuk menontonnya . Memang benar-benar saya sangat ingin menjadi seorang detektif , cita-cita saya ingin menjadi detektif itu bertahan hingga saya lulus SMA .
Seiringnya pertambahan usia saya di saat itu yang masih duduk di kelas 1 SMA, mungkin saya sudah bisa merasakan yang namanya rasa suka yang sesungguhnya. Maklum baru beranjak dewasa hehehe… Teman-teman saya pun demikian . Kami jadi sering curhat satu sama lain. Nah dari hal itu saya terinspirasilah untuk menjadi seorang PSIKOLOG . Saya sangat berkeinginan untuk menjadi seorang psikolog, karena menurut saya itu adalah sebuah profesi yang menarik dan mendapatkan pahala,karena apa karena bisa membantu menyelesaika masalah seseorang . Hal itulah yang membuat saya bercita-cita ingin menjadi seorang psikolog saat itu . Dan hal yang sama terjadi lagi . Cita-cita saya yang saaat itu ingin menjadi psikolog berubah lagi . Itu hanya bertahan sampai saya duduk di kelas 3 SMA semester 1.
Saat semester 2 cita-cita saya berubah lagi , saya ingin sekali menjadi seorang GURU BIOLOGI , lagi-lagi itu terinspirasi dari seorang guru biologi saya yang bernama Ibu Dra. Nuroziah . Beliau menjadi salah satu guru inspirasi saya sampai saya ingin menjadi seorang guru biologi seperti beliau, dan disamping itu pula memang saya amat sangat menyukai mata pelajaran biologi . Sampailah pada saatnya saya mengikuti Tes mamsuk Universitas Negri . Awalnya saya mengikuti SIMAK UI . Di salah satu pilihan jurusan yang saya minati ialah biologi . Saya mengambil Biologi , Setelah tes dan mendapatkan hasil , apa mau dikata saya tidak lulus saat itu . Namun saya tetap ingin mendapatkan jurusan biologi , dan pada waktu yang berikutnya saya mengikuti SNMPTN , dengan memilih UNJ, dan dengan jurusan yang sama pula pendidikan biologi salah satunya. Namun memang apa mau dikata lagi-lagi saya mengalami kegagalan .
Ya mungkin memang sudah menjadi sebuah takdir yang pada akhirnya saya mengambil universitas gunadarma sebagai universitas yang saya dan orang tua hendaki . Disini saya mengambil jurusan Sistem Informasi . Dan cita-cita saya sekarang dan saat ini berubah menjadi seorang PROGRAMER. Aminnnnnnnnn Ya Robbal 'Alamin……..
http://humanforest.blogspot.com/2005/08/arti-sebuah-cita-cita.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar